Titik
banjir di Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo alias Jokowi
diklaim lebih sedikit daripada masa pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke.
Titik-titik banjir di Ibukota pada masa Jokowi jumlahnya hanya separuh dari
titik banjir saat Foke memimpin.
“Titik
banjir di zaman Foke awalnya 78, terus ada BKT turun jadi 62. Zaman Pak Jokowi
turun lagi jadi 45 dan sekarang sudah 35 titik,” kata Kabid Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Danang Susanto di
Balaikota DKI Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Selain
itu, tambah Danang, genangan yang ada di kawasan Pluit juga jauh berkurang
setelah program normalisasi waduk dilakukan oleh Jokowi. Begitu pula titik
banjir di Jalan Sudirman-Thamrin sudah tidak terdampak banjir pada musim banjir
kali ini.
Namun
Danang mengingatkan, musim hujan pada tahun ini belum mencapai puncaknya.
Terlebih lagi, titik banjir tidak bisa diprediksi karena muncul secara tiba
tiba. “Ada titik yang dulu tidak ada, sekarang ada misal di Setu Babakan.
Sekarang banjir karena drainase-nya tidak lancar, tersumbat sampah,” ucap dia.
Danang
menambahkan, menghilangkan banjir dari Jakarta sangat sulit, mengingat
geografis sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan air laut dan
dialiri 13 sungai. Oleh sebab itu, yang paling penting untuk menanggulangi
banjir di Jakarta adalah kewaspadaan masyarakat.
“Siapa
pun gubernurnya akan sangat sulit mengatasi banjir. Jadi warga harus bisa hidup
harmonis dengan ancaman bencana. Saat musim hujan jangan panik, siapkan
langkah-langkah evakuasi,” ujar Danang.
Banjir
merendam sejumlah wilayah Jakarta sejak hari Minggu 12 Januari yang lalu. Total
jumlah warga yang terdampak banjir di 5 wilayah Jakarta sebanyak 12.966 kepala
keluarga atau 46.360 jiwa. Kemudian warga yang telah bersedia mengungsi 26.666
jiwa yang tersebar di 65 lokasi pengungsian.
Jadi
dari berita diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa sejak kepemimpinan Jokowi-Ahok
hingga sekarang, masalah banjir sudah mulai diatasi sedikit demi sedikit. Ada
beberapa orang yang mengatakan kenapa baru di lakukan berbagai cara
menanggulangi banjir setelah terjadi banjir. Atau menyangkutkan hal-hal lain
yang menurut saya hanya bertujuan untuk menjatuhkan citra Gubernur Jakarta saat
ini. Dan juga menurut saya, seberapa bagus atau efektifnya cara atau sistem,
tidak akan berjalan lancar jika masyarakat/warga tidak menjalankan sistem
tersebut dengan baik. Jadi saya rasa, jika pemimpinnya sudah melakukan berbagai
cara untuk mengurangi banjir, namun masyarakatnya sendiri memicu terjadinya
banjir, saya rasa butuh waktu yang panjang agar masalah ini selesai.
No comments:
Post a Comment